Rabu, 22 Desember 2010

Aceh Jaya Beach


Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah wilayah pesisir yang terletak di kawasan barat pantai Sumatera yang memiliki panjang garis pantai mencapai sekitar 160 kilometer dengan luas wilayah mencapai 32.627 km2 dengan posisi sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Besar dan dan Kabupaten Pidie, sebelah selatan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat, sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Barat dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.

Di Kabupaten Aceh Jaya, khususnya di Kecamatan Jaya terdapat komunitas berketurunann Eropa dengan postur kulit berwarna putih, bermata biru dan berambut pirang. Komunitas ini merupakan keturunan para prajurit Portugis yang kapalnya pernah terdampar di pantai Kerajaan Daya dan ditawan oleh raja yang pernah berkuasa di kawasan itu pada abad ke-16. Para prajurit Portugis yang tertawan di kawasan tersebut akhirnya masuk Islam, menikah dengan penduduk setempat, sekaligus mengodpsi tradisi Aceh dalam kehidupan mereka secara turun-temurun.

Kabupaten Aceh Jaya yang merupakan kabupaten yang terparah akibat terkena bencana Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 memiliki berbagai keindahan alam dan pesona budaya yang telah menjadi daya tarik wisatawan nusantara dan keindahan pantai-pantai dengan pasir putihnya

Alam yang indah di Kabupaten ini menjadikan wahana berwisata yang sangat menarik untuk di kembangkan. bahkan wilayah ini mirip rupanya dengan pisisr laut di daerah bali hanya sedikit belum sangat di kembangkan. jalan di pinggir laut merupakan salah satu objek wisata laut seperti di daerah eropa. sangat berbeda dengan kawasan lain tidak memanfaatkan objek yang indah ini.   .
lagen-beach
Pesona pantai lageun (Aceh Jaya), Lageun terletak anatara Kec.Lamno dan Calang-Ibu kota Kab.Aceh Jaya. Dimusim ombak, areal ini terkadang memutus hubungan transportasi antara calang dan Lamno, karena Ombak menembus jalan raya yang terletak kurang dari 5 meter dari pantai ini)

Namun wilayah Lageun sangat cocok di jadikan panorama wisata bagi wisata lokal maupun mancanegara. untuk surfing sangat lah cocok karena desir ombak yang sangat menantang. pengolahan aset wisata di aceh Jaya belum banyak tersentuhi mungkin di akibatkan karenamusibah Tsunami yang melan wilayah Aceh Jaya pada Tahun 2004 silam. namun pemerintah setempat bahu membahu untuk merampungkan aset wisata yang sangat bahari ini. You want go to Aceh Jaya. dont fears. 

Senin, 29 November 2010

The Jungle In Aceh

Aceh
We've done a fair share of reporting about gorilla tours and the assorted conflicts they face, but we were interested to hear about guerilla-run tours offered by Aceh Explorer Adventure Tours, which delve into the long history of conflicts in the Aceh region of Indonesia.

Jumat, 29 Oktober 2010

Pesona Lampuuk

WISATA Pantai Lampuuk

keren
travellingholidays.com
Pantai Lampuuk adalah salah satu pantai yang paling mengesankan untukku. Ia memanjang dari utara hingga selatan. Dulu, sebelum peristiwa tsunami terjadi, pantai ini dipenuhi oleh penjaja ikan segar yang dilengkapi dengan tempat-tempat makan. Mereka akan menawarkan diri untuk memanggang dan memasakan ikan-ikan tersebut agar bisa langsung dinikmati oleh pengunjung pantai. Namun saat ini tidak tampak satupun tempat makan serupa itu lagi. Seakan pergi bersama dengan luruhnya rimbunan pohon cemara di tepian pantai yang bertumbangan akibat gerusan tsunami lima tahun silam.
Minggu kemarin aku memutuskan untuk menghabiskan akhir pekanku dengan menunjungi pantai yang berada di Desa Meunasah Masjid, Lhok Nga – Aceh Besar. Letaknya hanya sekitar sekitar 15 KM dari Kota Banda Aceh (dengan jalur Banda Aceh – Calang). Sehingga untuk mencapainya aku memerlukan waktu 30 menit dengan menggunakan motor.
Aku benar-benar menikmati saat itu. Hamparan pasir putih dan jilatan ombak bagaikan magnet raksasa yang menahanku untuk tak bergeming. Cahaya matahari memantulkan fatamorgana yang menakjubkan. Sepoinya angin menyembuhkan dahaga yang mengerang.Beberapa pengunjung terlihat berlari-lari di tepian pantai, ada juga yang menceburkan diri bersama ombak, berselancar menghantam ombak , atau hanya sekedar menatap laut yang tak berpenghujung. Berekreasi ke pantai ini adalah pilihan yang tepat untuk menghabiskan masa-masa akhir pekan. Letih yang menyergap seakan hilang ketika kaki mulai menginjak putihnya pasir.
Pantai Lampuuk ini terbilang sangat ramai di hari-hari libur, mulai dari siang hingga senja datang. Sehingga jika ingin menikmati ketenangannya, pastikan memilih hari kerja biasa. Namun, meski ramai, pantainya yang luas memanjang tetap bisa menampung ratusan bahkan ribuan orang yang ingin menikmati suasana sunset di sini.
Dibandingkan dengan pantai – pantai lain di Banda Aceh, Pantai Lampuuk merupakan pantai yang paling lengkap sarana dan prasarananya. WC umum dan beberapa kafe sederhana untuk beristirahat banyak ditemui sepanjang pantai ini. Bahkan di pantai ini juga ada life guard dengan tower pengawas, layaknya film Baywatch. Keberadaan tim penyelamat ini diprakarsai oleh sebuah organisasi lokal yang awalnya dimotori oleh pekerja asing yang bekerja di Banda Aceh.
Selain itu, pengelola pantai juga menyediakan banana boat. Ingin sekali rasanya memacu adrenalinku dengan menaiki boat yang bentuknya seperti pisang itu. Tapi, ketika melihat orang-orang yang diceburkan ke dalam air setelah beberapa saat diajak berputar-putar, keinginanku pun luluh. Aku takut kedalaman.
Bagian Pantai Lampuuk paling ujung juga meninggalkan eksotisme tersendiri yang berbatasan langsung dengan dinding terjal dan tinggi. Birunya air laut nan berpendar hijau, terpadu dengan birunya langit serta hijaunya pepohonan di atas bukit terjal tersebut. Seorang sahabat memandang terjalnya dinding bukit dan menggumamkan keinginan untuk mendakinya. Pastilah itu yang juga dirasakan para penikmat panjang dinding bila mendekati lokasi ini.
Pemandangan elok lainnya adalah saat matahari menjelang tenggelam, sunset di Lampuuk adalah pemandangan cantik yang sungguh sayang kalau dilewatkan begitu saja. Deburan ombak yang teratur diiringi angin berayun mendayu, merupakan perpaduan romantis.

Senin, 25 Oktober 2010

Mount Leuser National Park

Covering both resilient Nangroe Aceh Darussalam and antique North Sumatra Province, most parts of the national park rest in the lush South East Aceh region, blessed with tropical fruits like mango, rambutan, durian, avocado, orange, papaya, and guava. The other parts are situated in the east Aceh, south Aceh, and Langkat of North Sumatra, known to produce world-class coffee and tobacco. Most visitors normally start their adventures in the national park through Bukit Lawang, North Sumatra, where you can always find the gentle giants of the jungle, the orangutans. Discover the gentleness of these sociable primates as your discovery of Sumatra begins right here.
Mount Leuser National Park, named after its highest peak, Mount Leuser (3,381 m), is one of the largest and the most diverse national parks in Indonesia, covering an area of 7,927 square kilometer in the northern tip of Sumatera, Indonesia. Embracing various ecosystems, the national park is in fact a cluster of various nature reserves and forests: Gunung Leuser Nature Reserve, Kappi Nature Reserve, Kluet Nature Reserve, Sikundur-Langkat Wildlife Reserve, Ketambe Research Station, Singkil Barat, and Dolok Sembilin.
The park is so extensive, it covers mangroves, beach and swamp forest, lowland rainforest, moss forest, and up to subalpine forest. When traversing its extraordinary landscape, enthusiastic adventurer like you will not be disappointed.
The Mount Leuser National Park, which is Taman Nasional Gunung Leuser in Bahasa, encompasses more than 100 kilometers of the Bukit Barisan Mountains, known for its steep, almost inaccessible mountainous terrains. The altitude ranges from beach area in Kluet (South Aceh), to 3,381 meter on top of the Gunung Leuser (Southeast Aceh). The breathtaking Alas River cuts the park into an eastern and western half, where your tropical thirst for adrenaline will be captivatingly fulfilled.
Around 130 species are identified in this park only. The mysterious Sumatran tigers, elephants, rhinos, Siamang monkeys, macaques, clouded leopards, reptiles, fish, and around 325 species of birds are among the endemic wildlife known to inhibit the park. Surely the trek to the inner park is more than just a great adventure to the last zoo you visited. Come and take in the experience living in a small friendly village, Ketambe, where the locals are naturally knowledgeable and ecologically hospitable.

Kamis, 21 Oktober 2010

Pulau Weh, Sabang


Negeri dengan predikat Serambi Mekkah ini punya sederet lokasi wisata yang bisa dibanggakan. pantai-pantai indah dan wisata religi menjadi domain utama wisata Aceh. Belum lagi Pulau Weh yang belum banyak di eksplorasi orang.
Ekses konflik lokal yang pernah membelit Aceh telah berangsur sirna. Terpaan tsunami tahun 2004 pun telah lama usai. Kini bepergian ke Aceh, sama amannya dengan daerah lainnya di Indonesia. Wisatawan bisa mulai menyisipkan agenda wisatanya ke Aceh yang belum banyak diketahui orang.
Beranjak ke ibukota Banda Aceh, ada masjid kebanggaan masyarakat Aceh, Masjid raya Baiturrahman. Pada saat tsunami menerpa, masjid ini setempat terendah hingga 3 meter, namun tidak ada kerusakan yang berarti. Pantai Kota Banda Aceh juga menyajikan daya tarik tersendiri.
Masuk ke tengah Aceh, ada Danau Laut Tawar. tak jauh dari situ ada juga Taman Nasional Gunung Leuser yang menjadi tempat bermukim gajah dan harimau sumatera yang kian langka. Ada juga Benteng Indrapatra yang dibangun oleh kerajaan Lamuri, di abad ke -7, sebelum era kerajaan Islam di Aceh datang.
Satu lagi lokasi yang cukup menjanjikan adalah Pulau Weh. Pulau yang terletak di penghujung Sumatera ini memiliki pemandangan pantai yang indah dan koral-koral tepi pantai yang jernih. Bayangkan jika Anda berdiri di titik terluar Indonesia? menarik bukan?

Minggu, 17 Oktober 2010

Singkil Atjeh

Pulau Banyak Andalan Aceh Singkil




Pulau Banyak, salah satu daerah tujuan wisata di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang sudah dikenal dunia dengan 99 pulau besar dan kecil. Pantai pasir putih dan nyiur melambai menghiasi gugusan pulau-pulau ini, tak kalah menarik dengan pantai-pantai yang ada di Bali. Senja dengan matahari terbenam sangat indah dipandang.

1. Surfing
Ombak di Pulau Banyak sangat cocok bagi olahraga surfing. tempat surfing terutama di kawasan Pulau Bengkaru, Ujung Lolok, dan Amandangan. Kawasan ini sering dikunjungi oleh peselancar mancanegara. Ketinggian ombak mencapai enam meter lebih, terutama di kawasan Ujung Lolok. Pascagempa akhir Maret 2005 lalu, ombak di kawasan ini semakin tinggi. Musim ombak untuk berselancar di Kepulauan Banyak relatif panjang sehingga hampir setiap waktu dapat dikunjungi oleh peselancar.,Pulau Banyak juga merupakan surga bagi pencinta diving dengan aneka ragam terumbu karang. Yakni, di kawasan Pulau Pulambak Besar dan Pulambak Kecil, Pulau Tabala, Tailana, Rago-ragoo dan Sikandang.


2. Kayaking
Laut yg tenang dan diapit pulau-pulau kecil merupakan rute kayaking yang menakjubkan. Pulau Tabala, Pulau Pandan, Pulau Tabalou, Pulau Rago-rago dan beberapa pulau lain disekitarnya merupakan rute kayaking yang sering dinikmati oleh turis mancanegara. jarak antar pulau saling berdekatan antara 0,5 mil sampai dengan 2 mil.


3. Diving
bagi yang hobby berenang dan menyelam dapat meninkmati keindahan panorama bawah laut. Terumbu karang tempat berbagai jenis biota laut banyak ditemukan dikawasan ini. Rata-rata terumu karangnya masih terjaga dengan baik.

4. Tracking
Sementara untuk tracking di Pulau Tuangku yang memiliki flora dan fauna yang khas. Traking juga perlu dikembangkan di Pulau Bengkaru, Di pulau ini masih ditemukan penyu hijau yang dilindungi. Setiap malam puluhan ekor penyu hijau bertelur di kawasan pantai Pulau Bengkaru.

5.Agrowisata Perikanan
Kawasan Pulau Banyak juga cocok dikembangkan agro wisata bidang perikanan seperti budi daya ikan kerapu, lobster, rumput laut dan kerang mutiara. Prof Dr. Syamsul Rizal, pakar kelautan dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh yang pernah berkunjung ke Pulau Banyak menyebutkan, kawasan Pulau Banyak sangat berpotensi untuk budi daya rumput laut, ikan kerapu dan kerang mutiara. Pembudidayaan jenis ini dapat dijadikan sebagai obyek wisata bidang agrowisata perikanan.


6. Perlu Pembenahan
Tingkat kunjungan turis pasca konfilik terus meningkat setiap bulannya mengunjungi Pulau Banyak, belum lagi turis yang datang melalui Sibolga dan Nias yang tidak terpantau jumlahnya.
Namun jumlah kunjungan turis ini terasa masih kecil dibandingkan dengan potensi besar wisata Pulau Banyak, sehingga perlu segera dilakukan pembenahan melalui kerjasama dengan berbagai pihak. Terutama dengan investor yang berminat dalam pengembangan wisata bahari dan ekowisata yang menjadi andalan utama pariwisata Aceh Singkil.

Kerjasama telah berjalan dengan Yayasan Pulau Banyak dalam bidang pelestarian dan penangkaran penyu hijau di Pulau Bengkaru dan pembangunan kawasan wisata. Penyuluhan masyarakat tentang ekowisata, pemberdayaan masyarakat dan promosi mendatangkan turis mancanegara ke Aceh Singkil.

Kemudian kerjasama dengan ecotourism investor dalam pengembangan Pulau Banyak sebagai daerah tujuan wisata internasional. “Pihak pemda sendiri akan berupaya mencari dan melakukan kerjasama dengan berbagai investor sehingga wisata Pulau Banyak dan kawasan wisata lainnya di Aceh Singkil semakin maju,”

Berbagai souvenir akan dijual masyarakat di kawasan wisata Aceh Singkil dengan kerjasama lintas intansi terkait, terutama Dinas Perindustrian untuk melatih masyarakat tentang pembuatan souvenir. Dinas PU membangun infrastruktur, Bapedalda bidang penghijauan dan instansi terkait lainnya. Pelaksanaan program terkait dengan kesejahteraan masyarakat yang akan diberdayakan dan dilatih sebagai daerah tujuan wisata.

Pembangunan posko petugas pemantau dan retribusi wisatawan dari kapal turis yang masuk ke Pulau Banyak di kawasan Ujung Lolok sangat diperlukan. Pembangunan pos tersebut untuk mengutip retribusi guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang selama ini kurang terpantau dari kunjungan turis mancanegara yang masuk melalui Sibolga dan Nias. Ratusan juta diperkirakan akan dapat diraup dari wisatawan mancanegara apabila pos penjaga di Ujung Lolok dioperasikan dengan qanun (peraturan daerah-perda) yang dibuat untuk itu.

Penertiban juga dilakukan dengan mengarahkan wisatawan harus masuk melalui Aceh Singkil. Dan secara bertahap pula melengkapi kebutuhan turis di kawasan Pulau Banyak. Diupayakan promosi menuju wisata Aceh Singkil melalui jalan darat dan Bandara Syekh Hamzah Fansyuri.

Pihak Dinas Pariwisata Aceh Singkil telah membangun fasilitas wisata di Pulau Palambak berupa home stay 10 unit, restauran, mushalla, dermaga masing-masing satu unit dan rumah dinas penjaga dua unit. Di Pulau Tailana telah dibangun home stay empat unit dan satu restauran. Diharapkan ke depan Pulau Banyak merupakan Andalan Kabupaten Aceh Sinkil...,semoga!